Tuesday, May 20, 2014

pengantar ilmu komunikasi

Nama: Yayang meilanda
Kelas : KPI/ II / C
Jawaban soal UTS Pengantar Ilmu Komunikasi

1.      Tiga konseptualisasi komunikasi
a.    Komunikasi sebagai tindakan satu arah yaitu komunikasi yang dimulai dari sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuan. Contoh nya penyampayan pesan dari seseorang kepada seseorang, misalnya, seseorang itu mempunyai informasai mengenai suatu masalah, lalau menyampaikanya kepada orang lain. Bisa melauli televisi, radio, ataupun surat kabar. Dan mungkin orang yang menjadi sasaran berperilaku sebagai hasil pendengaran pesan tersebut.
b.   Komunikasi sebagai interaksi , interaksi dalam arti sempit yaitu saling mempengaruhi. Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyeratakan komunikasi dengan proses sebab akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Sebagai contoh seseorang bernama A mengirimkan pesan singkat kepada pacaranya yang bernama Z lalu Z membalas pesan singkatnya si A tadi ,dan begitu seterusnya.
c.    Komunikasi sebagai transaksi . dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atu pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Dalam komunikasi traansaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbalnya. Misalnya seorang ustad sedang berceramah memberikan siraman rohani didepan semua jamaah yang ada pak ustad bias menafsirkan bahwa orang yang sedang melamun (mungkin sedang ada pikiran), orang yang tidur (mungkin malas mendengarkannya), orang yang menggauk ngangukan kepala (tampaknya ia mengerti atau setuju). Dan itu berlangsung slimutan dan sepontan. Jadi komunikasi terjadi bukan saja berdasarkan fakta bahwa jamaah menfirkan isi ceramah ustad tetapi ustad juga menafsirkan perilaku para jamaahnya.
2.      Fungsi-fungsi komunikasi
a.    Komunikasi fungsi sosial. Komunikasi sangat penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh ke bahagiaan, ter hinder dari  tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikaasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita berkerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan Negara secara keseluruhan) mencapai tujuan bersama.
b.   Komunikasi fungsi ekpresif. Komunikasi ekpresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan perasaan tersebut di komunikasikan terutama melalui  pesan-pesan nonverbal. Seoran ibu menujukan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat mengeluarkan kemarahannya dengan cara menguapat, berkecak pinggang, mengepalkan tangan seraya melontarkan matanya. Perasaan bahkan juga dapat di ungkapakan dengan memberikan bunga , misalnya sebagi tanda cinta atau kasih sayang atau ketika kita ingin mengucapkan selamat kepada orang yang berulang tahun, lulus menjadi sarjana, atau menikah, atau juga menyatakan simpati dan duka cita kepada orang yang salah satu angota keluarganya meninggal.
c.    Komunikasi fungsi ritual. Erat kaitanya dingan komunikasi ekpresif adalah komunikasi ritual, yang bisanya dilakukan secara kkolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepamjang hidup, yang di sebut para antorpolog sebagai rites of passage, mulai dari ucapan kelahiran, sunatan, ulang tahun, tunangan, siraman, pernikahan, ulangtahun perkawinan, hingga upacara kematian. Dalam acara-acara itu orang mengucapakan kata-kata atau menampilakan perilaku-perilaku simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naikhaji, uapacara bendera (termasuk menyanyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, Negara, idiologi, atau agama mereka.
d.   Komunikasi fungsi instrumental. Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan perilaku atau menggerakan tindakan, dan juga menghibur. Maka bila diringkas kesemuaan tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempaercai bahwa fakta atau informasi yang di sampaikannya akurat dan layak diketahui. Ketika seorang Ustad menyatakan bawa ruang madrasah kotor, pernyataan dapat membujuk santri untuk membersihkan madrasah tersebut.
3.      Seorang ustad tersenyum ketika bertemu dengan salah seorang santinya dan santrinya itu membalas dengan senyum lagi. Ini merupakan komunikasi Model S-R. Model  stimulus-respon (S-R) adalah model komunikasi yang dipengaruhi oleh disiplin pisikologi, khususnya yang beraliran behavioristic. Model ini menunjukan komunikasi sebagai proses aksi-reaksi yang sangat sederhana dan paling mendasar.
4.      Presepsi
a.       Peresepsi terhadap objek (lingkungan fisik). Peresepsi sering mengecoh kita. Itulah yang disebut ilusi perseptual. Contonya ketika saya melihat kotoran sapi saya yang dari fakultas dakwah dan kominikasi kotoran itu arus di bersihkan karena kebersihan adalah sebagian dari iman tetapi teman saya yang dari fakultas Sains justru malah menelitinya ingin mencoba membuat apa yang tokoh-tokohnya buat yaitu membuat sebuah kompor yang bahan bakarnya dari kotoran sapi.
b.      Peresepsi terhadap manusia (Peresepsi sosial). Perespsi ssosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilayan terhadap mereka mengandung risiko. Contonya ketika UIN SGD kadatangan Mentri ke agamaan bapak Surya darma ali  pada hari kamis 27-maret-2014 banyak mahasiswa yang melakukan aksi terutama dari fordem aksi akhirnya diwarnai bentrokan antara satpan dan mahasiswa itu terjadi Karena perbedaan peresepsi antara masa aksi dan satpam. Masa aksi merasa ddihalang haling ketika ingin mengeluarkan inspiraasinya karena di cegah berada dekat sekali dengan aula utama tempat Bapak Mentri berada. Dan satpam yang takut dan merasa tugasnya adalah membuat kampus aman yaitu dengan cara menghalang halangi mahasiswa yang aksi. Padahal aksi mahasiswa adalah aksi yang terpimpin sehingga tidak dihalanghalangipun tidak akan terjadi hal-hal yang dapat dirugikan. Ketika presepsi di antara dua kelompok itu bertentangan maka terjadilah bentrokan. Dan orang yang melihat pun mempunyai presepsi yang berbeda tehadap mahsiswa yang aksi ada yang bilang “gak ada kerjaan” atau “cari sensasi aja” padahalkan mereka yang melakukan aksi adalah mereka yang peduli atas kampus dan atas kecintaan mereka terhadap ke adilan. Menggunakan kata-kata R.D Laing, “manusia selalu memikirkan orang lain dan apa yang orang lain pikirkan tantang dirinya, dan apa yang oranglain pikirkan mengenai apa yang ia pikirkan mengenai oranglain itu, dan seterusnya.
5.      Di malam hari kelas kami sepakat akan melakukan lawatan futsal dengan kelas lanin yang berada sama di bawah naungan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung . stelah kami futsal saya menyuruh teman saya yang bernama Suhendri asal dari berebes untuk membelaikan nya air menum. “ dri tah duit aya sesa beliken we kabeh kana aqua jug” tanpa banyak tanya  dia mengambil uang itu dan berjalan menjauh dariku tetapi mendekati penjaaga yang berjualan air menum. Tak lama kemudian dia kembalia lagi tetapi dengan tangan kosong “yang viro ? “
“ he’eh kenbae viro ge “
“ eh yang cek si aa na eweh aqua mah aya nage viro kumaha heg urang mah teungarti ?”
“ heges teu kudu ngarti ayeunamah biken we duitna “ begitu kata saya . lalu dia berjalan dengan kebingungan mendakti tukan jualan arin, tal lama kemudian dia kkembali dan tertawa melihat merek minuman yang bernnamakan VIRO.